PAPER PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pekerja seks Komersial(psk) merupakan salah satu
fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat kompleks, baik dari segi sebab,
proses maupun implikasi soasial yang ditimbulkannya. Pekerja seks Komersial(psk)
dengan berbagai versinya merupakan bisnis yang abadi sepanjang zaman. Oleh
karena itu pekerja seks Komersial(psk) memerlukan penanganan komprehensif dari
berbagai pihak. Prostitusi atau pekerja seks Komersial(psk) sebagai salah satu
penyakit masyarakat mempunyai sejarah yang panjang (sejak adanya kehidupan
manusia telah diatur oleh norma-norma perkawinan, sudah ada pekerja seks Komersial(psk)
sebagai salah satu penyimpangan dari pada norma-norma perkawinan tersebut) dan
tidak ada habis-habisnya yang terdapat di semua negara di dunia. Walaupun
prostitusi sudah ada sejak dulu, namun masalah prostitusi yang dulu dianggap
tabu atau tidak biasa. Namun masa jaman sekarang prostitusi oleh masyarakat
Indonesia dianggap menjadi sesuatu yang biasa. Prostitusi atau pekerja seks Komersial(psk)
adalah penjualan jasa seksual untuk
uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering
disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).
Permasalahan lebih menjadi kompleks saat pekerja seks Komersial(psk)
dianggap sebagai komoditas ekonomi (walaupun dilarang UU) yang dapat
mendatangkan keuntungan finansial yang sangat menggiurkan bagi para pebisnis. Pekerja
seks Komersial(psk) telah diubah dan berubah menjadi bagian dari bisnis yang
dikembangkan terus-menerus sebagai komoditas ekonomi yang paling menguntungkan,
mengingat pekerja seks Komersial(psk) merupakan komoditas yang tidak akan habis
terpakai. Saat pekerja seks Komersial(psk) telah dianggap sebagai salah satu
komoditas ekonomi (bisnis gelap) yang sangat menguntungkan. Untuk mengatasi
permasalahan ini para pebisnis yang bergelut dalam bisnis pekerja seks Komersial(psk)
cenderung mengambil jalan pintas dengan berbagai cara untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya itu. Mengingat pekerja seks Komersial(psk) ini merupakan
bisnis gelap maka penyelesaian dan penanganan masalah ini semakin rumit,
apalagi pekerja seks Komersial(psk) merupakan bisnis perdagangan tanpa adanya
barang yang diperdagangkan dan dilakukan di tempat tertutup sehingga untuk
membuktikan telah terjadinya hal tersebut sangat sulit. Tetapi sulit tidak sama
dengan mustahil, untuk itu walaupun penanganan masalah pekerja seks Komersial(psk)
ini sulit kita tetap harus berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun
yang lebih parahnya lagi prostitusi kini sudah merebah dikalangan pelajar
(remaja) Apalagi remaja sedang berada pada masa transisi dari anak-anak menuju
dewasa. Mereka biasanya ingin mencoba-coba sesuatu. Mereka juga ingin dihargai
di group nya (teman sebaya).
Gaya hidup dinilai menjadi salah satu faktor utama
pendorong remaja terlibat prostitusi. Gaya hidup remaja sekarang dipengaruhi
salah satunya oleh tayangan sinetron di televisi. Remaja digambarkan sebagai
sosok modern dengan segala barang yang dimilikinya. Dengan terlibat prostitusi,
para remaja itu sangat rentan terinfeksi penyakit menular seperti HIV dan AIDS.
Bukan hanya factor gaya hidup yang mempengaruhi terjadinya prostitusi
dikalangan pelajar (remaja). Prostitusi juga terjadi karena sebagian remaja
tidak memahami mengapa terjadi kehamilan, menstruasi, dan hal lain yang terkait
dengan seksualitas sehingga dengan mudah mereka tergabung dalam dunia
prostitusi ini. Minimnya pengetahuan mengenai seks telah membuat para remaja
tidak memiliki bekal dalam soal seksualitas. Untuk menanggulangi agar remaja
tidak terlibat prostitusi, pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi di sekolah
menengah sangat penting, pasalnya di negara indonesia berbicara seks masih
dinilai tabu. Pendidikan seks lebih menekan pada kesehatan seksual atau
reproduksi yang baik. Serta peran orang tua juga sangat penting. Orang tua
harus mempunyai dan memebrikan informasi pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi. Apalagi remaja yang mulai beranjak dewasa masih banyak memerlukan
pengetahuan tentang seks yang memadai.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
penyusunan paper ini, kami merumuskan masalah yang akan kami paparkan dalam
pembahasan yaitu:
1.
Pengertian Pekerja Seks Komersial(PSK)
2.
Faktor Pendorong Timbulnya Pekerja
Seks Komersial(PSK)
3.
Akibat-Akibat dari Pekerja Seks Komersial(PSK)
4.
Solusi Terhadap Adanya Pekerja Seks Komersial(PSK)
5.
Pekerja Seks Komersial(PSK) Dari
Beberapa Sudut Pandang Ilmu
1.3
Tujuan Penulisan
1. Dapat
mengetahui definisi pekerja seks Komersial(PSK), faktor pendorong adanya PSK,
akibat dari PSK dan solusi untuk mengatasi PSK.
2. Dapat
mengetahuhi Pekerja Seks Komersial(PSK) dari berbagai sudut pandang ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pekerja Seks Komersial(PSK)
pekerja
seks Komersial(psk) adalah profesi yang menjual jasa untuk
memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk
menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat Indonesia, pekerja seks Komersial(psk)
dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering
dianggap sebagai sampah masyarakat, namun ada pula pihak yang menganggap
pekerja seks Komersial(psk) sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, tapi
dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa
kehadiran pekerja seks Komersial(psk) bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang
membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan
para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa perempuan mana saja.
Hampir di setiap media massa baik koran, majalah, dan televisi memberikan
gambaran yang nyata tentang kehidupan masyarakat khususnya tentang pekerja seks
Komersial(psk) atau prostitusi dengan
segala permasalahannya. Berbagai tindakan dan langkah-langkah strategis telah
diambil pemerintah dalam menangani masalah ini, baik dengan melakukan tindakan
persuatif melalui lembaga-lembaga sosial sampai menggunakan tindakan represif
berupa penindakan bagi mereka yang bergelut dalam bidang pekerja seks Komersial(psk)
tersebut. Tetapi kenyataan yang dihadapi adalah pekerja seks Komersial(psk)
tidak dapat dihilangkan melainkan memiliki kecenderungan untuk semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
Menurut
teori definisi pelacuran yang dikemukakan oleh para ahli maupun Peraturan
Pemerintah yaitu:
1.
Prof. W.A. Bonger dalam tulisannya Maatschappelijke
Oorzaken der aparostitutie: Prostitusi ialah gejala kemasyarakatan dimana
wanita menjual diri melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata
pencarian.
2.
Sarjana P.J. de Bruine van Amstel: ”Prostitusi adalah
penyerahan diri dari wanita kepada banyak laki-laki dengan pembayaran.”
3.
G.May dalam bukunya Encyclopedia of Social Science:
”Prosa’tua’on defined as sexual intercourse characterized by barter,
promiscuity and emotional indifference (prostitusi menekankan adanya barter,
promiskuitas, dan ketidakacuhan emosi).”
4.
PP DKI Jakarta Raya tahun 1967 mengenai penanggulangan
masalah pelacuran, menyatakan sebagai berikut “Wanita tuna susila adalah wanita yang mempunyai kebiasaan
melakukan hubungan kelamin di luar perkawinan, baik dengan imbalan jasa maupun
tidak.”
2.2 Faktor
penyebab Pekerja Seks Komersial (PSK)
Terjadi
perubahan yang serba cepat dan perkembangan yang tidak sama dalam kehidupan
mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri sehingga
timbul disharmoni, konflik-konflik internal maupun eksternal, juga
disorganisasi dalam masyarakat dan dalam diri pribadi manusia.
Peristiwa-peristiwa
tersebut memudahkan individu menggunakan pola reaksi yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku. Dalam hal ini adalah pelacuran (PSK). Adapun beberapa
factor pendorong timbulnya pelacuran (PSK) antara lain:
a.
Faktor internal
Faktor internal adalah
yang datang dari individu wanita itu sendiri, yaitu yang berkenaan dengan
hasrat, rasa frustasi, kualitas konsep diri, dan sebagainya. Tidak sedikit dari
para pelacur ini merupakan korban perkosaan, sehingga mereka berpikir
bahwa mereka sudah kotor dan profesi sebagai pelacur merupakan
satu-satunya yang pantas bagi mereka. Karena kehidupan kelam yang mereka alami
dulu membuat hati dan moral mereka terpuruk.
b.
Faktor eksternal Faktor eksternal adalah sebab yang
datang bukan secara langsung dari individu wanita itu sendiri, melainkan karena
ada faktor luar yang mempengaruhinya untuk melakukan hal yang demikian. Faktor
eksternal ini bisa berbentuk desakan kondisi ekonomi, pengaruh lingkungan,
kegagalan kehidupan keluarga, kegagalan percintaan dan sebagainya . Selain
faktor internal dan eksternal ada beberapa peristiwa sosial penyebab timbulnya
pelacuran, antara lain:
-
tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran.
Juga tidak ada larangan terhadap orang-orang yang melakukan relasi seks sebelum
atau diluar pernikahan. Hal ini semakin memperbanyak jumlah pelacur, karena
tidak adanya sanksi yang tegas yang perlu mereka takuti.
-
merosotnya norma-norma susila dan keagamaan. Masyarakat
sekarang sudah bersifat acuh tak acuh dan cenderung cuek sehingga mereka hanya
mengurusi kehidupan pribadi tanpa memperdulikan norma-norma susila dan
keagamaan dalam masyarakat.
-
bertemunya macam-macam kebudayaan asing dan
kebudayaan-kebudayaan setempat. Hal ini tidak terlepas dari asimilasi
kebudayaan, dimana kebudayaan Barat membuat norma-norma susila dan keagamaan
semakin merosot.
c.
Faktor Ekonomi. Kebutuhan yang semakin lama semakin
mendesak bisa saja seseorang me-lakukan suatu perbuatan yang nekat, oleh sebab
itu seseorang menjadi pelacur itu dikarenakan oleh adanya tekanan ekonomi,
yaitu kemiskinan yang dirasakan terus menerus dan adanya kesenjangan penumpukan
kekayaan pada golongan atas dan terjadinya kemelaratan pada golongan bawah bagi
pengusaha rumah pelacuran mencari-cari wanita-wanita pelacur dari kelas melarat
karena kebanyakan wanita tuna susila kebanyakan berasal dari keluarga miskin
dengan pendidikan rendah.
d.
Faktor Sosiologis Dengan terjadinya perubahan dan
perkembangan sosial-budaya yang cepat mengakibatkan ketidakmampuan banyak
individu untuk menyesuaikan diri. Misal, bertemunya bermacam-macam kebudayaan
asing dan kebudayaan setempat meng-akibatkan terjadi perubahan-perubahan
kehidupan yang cepat sehingga masyarakat menjadi labil, banyak konflik budaya,
kurang adanya kompromi mengenai norma-norma kesusilaan antar anggota
masyarakat. Dengan kelemahan norma, motivasi jahat, adanya kesempatan, dan
lingkungan sosial yang hiterogen dapat dijadikan alasan orang untuk menjadi
pelacur. Mereka tidak peduli pada reaksi sosial yang dapat berupa kekaguman,
pujian, hormat pesona, simpati, sikap acuh tak acuh, cemburu, iri hati,
ketakutan penolakan, kemurkaan, hukuman, kebencian, kemarah-an, dan tindakan-tindakan
konkrit lainnya.
e.
Faktor Psikologis
Faktor psikkologis memainkan peranan penting yang
menyebabkan seorang wanita melacurkan diri. Kegagalan-kegagalan dalam hidup
individu karena tidak terpuaskan dengan kebutuhan baik biologis maupun sosial
dapat menimbulan efek psikologis sehingga mengakibatkan situasi krisis pada
diri individu tersebut. Dalam keadaan krisis ini akan memudahkan timbul konflik
batin, yang sadar atau tidak sadar mereka akan mencari jalan keluar dari
kesulitan-kesulitan. Dalam keadaan demikian, orang akan mudah terpengaruh ke
jalan yang sesat apabila orang itu dalam keadaan jiwa yang labil.
Berbagai faktor internal psikologis yang dapat menjadi penyebab wanita
menjadi pelacur, antara lain moralitas yang rendah dan kurang berkembang
(misalnya kurang dapat membedakan baik buruk, benar salah, boleh tidak),
kepribadian yang lemah dan mudah terpengaruh, dan kebanyakan para pelacur
memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.
Sedangkan
Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja antara lain:
1. Tekanan yang
datang dari teman pergaulannya
Lingkungan
pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga
berpengaruh
untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja
tersebut tekanan dari teman-teman nya itu dirasakan lebih kuat dari pada yang
didapat dari pacarnya sendiri.
2.
Adanya tekanan dari pacar
Karena
kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan
apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.Dalam hal ini
yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak
terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan,
rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
3.
Adanya kebutuhan badaniah
Seks menurut
para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seseorang. Jadi wajar
jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini,
sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang
dihadapinya.
4.
Rasa penasaran
Pada usia
remaja,
keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
5.
Pelampiasan diri
Faktor ini
tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
2.3 Faktor PSK Tidak Mau
Berhenti Beroperasi
Sungguh ironis dan miris melihat perkembangang
PSK di Indonesia yang tiap hari berkembang dengan sangat pesatnya, sampai
pemerintah pun tidak bisa menanggulangi ini. Tapi disamping ini ada oknum-oknum
yang menikmati semua ini. Berikut ini beberapa Faktor PSK Tidak Mau
Berhenti Beroperasi :
1.
PSK
tidak mau berhenti dari profesinya karena penghasilannya yang luar biasa , hanya saja caranya yang salah
2.
PSK
tidak mau berhenti dari pekerjaannya, karena mereka berfikir sudah tanggung jauh mereka menjalani profesi di
lembah hitam ini,
3.
Sebagian PSK tidak mempunyai keluarga dan dibuang di dari keluarganya, dan hidupnya menjadi
stress dan untuk menghilangkan stressnya mereka bekerja menjadi PSK
4.
Memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga yang kurang, hal seperti ini untuk menutupi kebutuhan
keluarganya yang kurang, untuk membayar hutang, dll,
5.
Menutupi biaya gaya hidup, gengsi yang tinggi di jaman modern ini
yang membuat PSK tidak bisa
berhenti dari kerjaannya, gaya hidup yang glamour membuat mereka harus tetap
bertahan.
6.
Hubungan seks yang sering, sama seperti menggunakan
narkoba dalam jumlah banyak, yang membuat si pelakunya sakau bahkan mati karena
overdosis, dan seks pun demikian, banyak contohnya seks menstimulasi dopamin di
otak secara berlebih
2.4 Akibat-Akibat dari Pekerja Seks
Komersial(PSK)
Dampak yang
ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK (pekerja seks komersial)
terutama dikalangan remaja:
1.
Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang
nilainya sebagai seorang perempuan.
2.
Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena
masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya.
3.
Memberikan citra buruk bagi keluarga.
4.
Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual,
seperti penykit kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.
5.
pelacuran dapat
juga mengakibatkan eksploitasi manusia oleh manusia yang lain, karena umumnya PSK (pekerja
seks komersial) itu hanya menerima upah sebagian
kecil saja dari pendapatan yang harus diterimanya. Sebagian besar pendapatannya
harus diberikan para calo.
2.5
Solusi Terhadap Adanya Pekerja Seks Komersial(PSK)
Usaha-usaha
untuk memberantas dan menanggulangi pekerja seks komersial (PSK) dapat
dilakukan secara preventif dan represif. Usaha preventif adalah usaha untuk
mencegah jangan sampai terjadi pelacuran, sedang usaha represif adalah usaha
untuk menyembuhkan para wanita tuna susila dari ketunasusilaanya untuk kemudian
dibawa ke jalan yang benar agar menyadari perbuatan yang mereka lakukan itu
adalah dilarang oleh norma agama. Adapun usaha-usaha yang bersifat preventif
untuk menanggulangi dan mengatasi pekerja seks komersial (PSK) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain:
1.
Intensifikasi pemberian pendidikan keagamaan dan
kerohaniaan.
2.
Menciptakan bermacam-macam kesibukan dan kesempatan
rekreasi bagi anak-anak usia puber untuk menyalurkan kelebihan energinya dalam
aktivitas positif.
3.
Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita.
4.
Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai
perkawinan dalam kehidupan rumah tangga.
5.
Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua unsur
lembaga terkait dalam usaha penanggulangan pelacuran.
6.
Memberikan bimbingan dan penyuluhan sosial dengan
tujuan memberikan pe-mahaman tentang bahaya dan akibat pekerja seks komersial
(PSK).
Sementara itu, usaha-usaha yang bersifat represif
untuk menanggulangi atau mengurangi PSK dalam masyarakat dapat dilakukan
berbagai hal, antara lain (Kartini Kartono, 1998):
1.
Melalui lokasilisasi yang sering ditafsirkan sebagai
legalisasi, orang melaku-kan pengawasan atau kontrol yang ketat demi menjamin
kesehatan dan ke-amanan para pealacur dan para penikmatnya.
2.
Melakukan aktivitas rehabilitasi dan resosialisasi
para pelacur agar bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila.
3.
Penyempurnaan tempat penampungan bagi para wanita tuna
susila yang ter-kena razia disertai pembinaan sesuai minat dan bakat
masing-masing.
4.
Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yang
bersedia meninggalkan profesi pelacuran dan mau mulai hidup baru.
5.
Mengadakan pendekatan terhadap keluarga para pelacur
dan masyarakat asal mereka agar keluarga mau menerima kembali mantan wanita
tuna susila itu guna mengawali hidup baru.
6.
Melaksanakan pengecekan (razia) ke tempat-tempat yang
digunakan untuk perbuatan mesum (bordil liar) dengan tindak lanjut untuk
dilakukan penutupan.
2.6
Pekerja
Seks Komersial (PSK)
dari berbagai ilmu
2.6.1
Dari Sudut Pandang Ilmu
Sosiologi
Menurut
para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan
dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang
dominan.
Lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:
a). Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b). Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c). Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d). Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.
Pekerja Seks Komersial(PSK) dari Sudut Pandang Ilmu Sosiologi, mereka dipandang rendah oleh masyarakat sekitar, di cemooh, dihina di usir dari tempat tinggalnya, dan lain-lain sebagainya. Merka seakan-akan sebagai makhluk yang tidak bermoral dan meresahkan warga sekitar serta mencemarkan nama baik daerah tempat berasal mereka.
Lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:
a). Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b). Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c). Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d). Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.
Pekerja Seks Komersial(PSK) dari Sudut Pandang Ilmu Sosiologi, mereka dipandang rendah oleh masyarakat sekitar, di cemooh, dihina di usir dari tempat tinggalnya, dan lain-lain sebagainya. Merka seakan-akan sebagai makhluk yang tidak bermoral dan meresahkan warga sekitar serta mencemarkan nama baik daerah tempat berasal mereka.
2.6.2
Dari Sudut Pandang
Agama Islam
Dalam agama Islam praktek pelacuran dilarang keras karena merupakan
perbuatan
keji, baik
secara terang-terangan maupun tersembunyi. Para pelaku pelacuran selain mendapat
hukuman yang berat
secara fisik juga mendapat hukuman moril dari masyarakat di lingkungan sekitar. Dalam Al-Qur'an Surat Al Isra’ ayat 32 disebutkan:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.”
(Q.S. Al Isra’: 32)
Praktek
pelacuran merupakan
suatu bentuk
kemaksiatan yang
berpengaruh merusak masyarakat.
Dampaknya
tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Faktor-faktor di
atas muncul karena
kompleksnya permasalahan hidup manusia, sehingga
melupakan norma-norma susila, faktor
tersebut
berupa lemahnya pemahaman
nilai dan norma-norma agama atau dengan kata lain kesadaran keberagamaannya kurang.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Seseorang menjadi PSK adalah alasan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, tingkat pendidikan
PSK sangat rendah, sebagian besar tamatan sekolah dasar (SD) dan beberapa tidak
mengenyam pendidikan dasar sama sekali, pendidikan rendah dan minimnya keahlian
dan sempitnya lapangan pekerjaan membuat wanita nekad untuk bekerja sebagai PSK
yang rendah.
Respon masyarakat sekitar terhadap
lokalisasi prostitusi, beragam ada yang setuju karena keberadaan
lokalisasi prostitusi dapat memberikan tambahan penghasilan utama bagi pedagang
dan pihak yang menyewa rumah nya untuk praktek prostitusi, sedangkan masyarakat
yang tidak setuju adanya praktek prostitusi lebih banyak memberikan dampak
buruk keresahan karena banyak di jumpai pelanggan dan PSK selain terjadinya
perzinahan dan menimbukan suara bising akibat kendaraan maupun musik yang di
putar terlalu keras.
Usaha-usaha
untuk memberantas dan menanggulangi pekerja seks komersial (PSK) dapat
dilakukan secara preventif dan represif. Pekerja Seks
Komersial(PSK) dari Sudut Pandang Ilmu Sosiologi dan Pendidikan. Dilihat dari
segi sosiologinya, mereka dipandang rendah oleh masyarakat sekitar, di cemooh,
dihina di usir dari tempat tinggalnya, dan lain-lain sebagainya. Merka
seakan-akan sebagai makhluk yang tidak bermoral dan meresahkan warga sekitar
serta mencemarkan nama baik daerah tempat berasal mereka. Dilihat dariaspek
pendidikan, prostitusi merupakan kegiatan yang demoralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
____________.http://il-pustakawanhukum.blogspot.com/2014/03/makalah-pelacuran-sebagai-masalah.html.diunduh pada tanggal 08 september 2014.
___________.http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-kepolisian/prostitusi-why/. diunduh pada tanggal 08 september 2014
____________. http://chuznulmarmutz.blogspot.com/. diunduh pada tanggal 08 september 2014.
____________.http://www.academia.edu/5770033/Pelacuran_Sebagai_Masalah_Sosial. diunduh pada tanggal 08 september 2014.
_____________. http://patarjames.wordpress.com/tugas-makalah/. diunduh pada tanggal 08 september 2014.
______________.http://s2hukum.blogspot.com/2009/12/tinjauan-sosiologi-hukum-terhadap.html. diunduh pada tanggal 08 september 2014.
Nation303 - Your Trusted Betting Partner
BalasHapusLink Alternatif: www.303nations.com
BONUS NATION303 Menang Kalah dapat Bonus
Cashback Sports 5%
Cashback Casino 3%
New member 10%
Komisi 1%
Poker rebate 0,5%
Contact us
Bbm: 56CE3B54
Wa: +639777685826
Line: Nation303
Skype: Nation303
Ym: Nation303_cs1@yahoo.com
MENANG BERAPAPUN KAMI BAYAR
Nation303 - Your Trusted Betting Partner
agen judi online | terbesar dan terpercaya | agen bola | agen casino | poker | togel 4d | bola tangkas
#Betting #Sports #World_Cup #Euro #Bola #Casino #Kasino #Poker #Togel #Tangkas #Taruhan #Aman #Terpercaya #Pasti_Bayar
Anda Hobi Bermain BOLA? Atau Suka Judi Bola?
BalasHapusTentukan Pilihan Anda sekarang juga bersama kami di BOLAVITA
Khusus Anda Pecinta Taruhan BOLA dapatkan BONUS CASHBACK SEBESAR 10%
Ayo Daftarkan Diri Anda Bersama kami di BOLAVITA
Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )
Terima kasih .. Salam bolavita
Strange "water hack" burns 2 lbs in your sleep
BalasHapusOver 160,000 women and men are losing weight with a easy and secret "liquids hack" to lose 1-2lbs each night in their sleep.
It is simple and it works with everybody.
This is how to do it yourself:
1) Go grab a clear glass and fill it up half glass
2) Proceed to learn this strange hack
and you'll be 1-2lbs lighter when you wake up!