Makalah Kemiskinan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan pembangunan
yang terjadi di berbagai negara, khususnya negara-negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia dan negara-negara terbelakang. Kondisi kemiskinan pada
dasarnya merupakan suatu fenomena multi dimensi, karena dipengaruhi beragam
faktor. Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah Indonesia untuk menanggulangi
kemiskinan, namun hingga saat ini hasilnya belum sesuai harapan. Kemiskinan adalah keadaan
dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan Sementara itu, orang
miskin adalah orang yang tak punya harta (uang), sekaligus tak punya
penghasilan. Sebetulnya kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan maupun
pekerjaan, dalam hal ini kemiskinan merupakan salah satu masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah. Dilihat dari latar belakang tersebut
permasalahan sosial dilihat dari kemiskinan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, untuk
lebih memfokuskan pembahasan tentang masalah kemiskinan, maka penulis
merumuskan beberapa rumusan masalah antara lain:
1.
Definisi kemiskinan.
2.
Indikator terjadinya kemiskinan
3.
Jenis-jenis kemiskinan
4.
Factor-faktor penyebab timbulnya
kemiskinan.
5.
Dampak kemiskinan
6.
Kemiskinan ditinjau dari berbagai ilmu
7.
Strategi pengetasan kemiskinan.
8.
Peran IPS dalam mengentaskan kemiskinan
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat
mengetahui definisi, indikator, jenis, faktor penyebab, dampak dari kemiskinan.
2. Dapat
mengetahui tinjauan dan strategi pengetasan dalam kemiskinan.
3. Dapat
mengetahui peran ips dalam menyelesaikan masalah kemiskinan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kemiskinan
Menurut
Merphin Panjaitan (2000:1) “kemiskinan adalah kekurangan dana untuk biaya
hidup, misalnya kekurangan dana untuk membeli makanan, sewa tempat tinggal,
membeli pakaian, membiayai layanan kesehatan dan pendidikan, serta kepentingan
hidup lainnya.” Budi Rajab memaknai kemiskinan sebagai
ketidaksanggupan seseorang atau sekelompok orang untuk dapat memenuhi dan
memuaskan keperluan-keperluan dasar materialnya. Konsep tersebut memberikan
pengertian bahwa kemiskinan adalah ketidakcukupan seseorang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan primernya, seperti pangan, sandang serta papan untuk
kelangsungan hidup dan meningkatkan posisi sosial stukturalnya. Sumberdaya
material yang dimiliki dan dikuasainya betul-betul sangat terbatas, sekedar
mampu digunakan untuk mempertahankan kehidupan fisiknya dan tidak memungkinkan
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Friedman (1979), kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk
memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliputi aset (tanah, perumahan,
peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai),
organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan
bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa,
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta informasi yang berguna. Dari
beberapa definisi yang disampaikan di atas dapat diambil kesimpulan mengenai
definisi kemiskinan. Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok seperti pangan, sandang serta papan untuk
kelangsungan hidupnya dengan layak serta ketidakmampuan dalam meningkatkan
posisi sosial dalam masyarakat.
2.2 Indikator-Indikator Terjadinya Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk
menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan
tersebut.Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan
Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:
1.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan
papan).
2.
Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3.
Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan
dan keluarga).
4.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
5.
Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
6.
Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
7.
Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita
korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
2.3 Jenis-Jenis
Kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori,
yaitu kemiskinan absolut
dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu standar yang konsisten, tidak terpengaruh
oleh waktu dan tempat atau negara. Sedangkan, kemiskinan relatif,yaitu pangsa
pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan
pendapatan.Berbeda dengan kemiskinan absolut, kemiskinan relatif bersifat
dinamis dan tergantung dimana seseorang tinggal.
2.4
Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kemiskinan.
a. Pendidikan
yang Terlampau Rendah
Dengan adanya tingkat pendidikan
yang rendah, menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang
diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang
dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja.
b. Malas
bekerja
Sikap malas bekerja merupakan suatu
masalah yang cukup memprihatinkan. Karena masalah ini menyangkut mentalitas dan
kepribadian seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh
dan tak bergairah untuk bekerja atau bersikap pasif dalam hidupnya. Sikap malas
ini cenderung untuk menggantungkan hidup pada orang lain, baik dari keluarga,
saudara atau famili yang di pandang mempunyai kemampuan untuk menanggung
kebutuhan hidup mereka.
c. Keterbatasan
sumber alam
Kemiskinan akan melanda suatu
masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi
kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh para ahli bahwa masyarakat itu miskin
karena memang dasarnya “alamiyah miskin” .
Alamiyah miskin yang dimaksud
disini adalah kekayaan alamnya, misalnya tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan
kekayaan mineral, dan sebagainya.
d. Terbatasnya
lapangan kerja
Keterbatsan lapangan kerja akan
membawa konsekwensi kemiskinan bagi masyarakat, secara ideal banyak orang
mengatakan bahwa seseorang atau masyarakat harus mampu menciptakan lapangan
kerja baru, tetapi secara fakta dilapangan hal tersebut kecil kemungkinannya.
Karena adanya keterbatasan kemampuan seseorang baik yang berupa skill maupun
modal.
e. Keterbatasan
modal
Keterbatasan modal adalah sebuah
kenyataan yang ada di negara-negara yang sedang berkembang. Kenyataan tersebut
membawa kemiskinan pada sebagaian masyarakat di negara tersebut.Seorang miskin
sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat atau bahan dalam
rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk
memperoleh penghasilan.
f. Beban
keluarga
Semakin banyak anggota keluarga
akan semakin meningkat pula beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang
yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha
peningkatan pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan.
2.5 Dampak
Kemiskinan
Beberapa
dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan diantaranya:
a.
Masih relatif endahnya partisipasi dan kualitas orang
miskin artinya akses anak-anak miskin terhadap lembaga pendidikan yang bermutu
sangat terbatas, disamping kemungkinan putus sekolah yang masih besar.
b.
Sebagian besar orang miskin tidak memiliki tempat
tinggal. Mereka tinggal di taman kota, emperan toko sehingga membuat tata kota
menjadi tidak rapi dan kebanyakan dari mereka menyisakan sampah di tempat
mereka tidur.
c.
Kemiskinan berakibat pada meningkatkan angka
kriminalitas. Di satu pihak penduduk miskin dapat menjadi korban kejahatan,
seperti dirampok, diperas karena mereka memiliki akses terhadap perlindungan
wilayah yang mereka huni. Di pihak lain orang miskin juga bisa menjadi pelaku
kejahatan yang disebabkan terbatasnya pendapatan mereka, misalnya perampokan,
pencurian, peredaran narkoba, pekerja seks.
d.
Kemiskinan berakibat pada kondisi mental. Orang-orang
miskin cenderung kurang bahagia dan bahkan mengalami gangguan mental serius
seperti depresi, gangguan kepribadian.
e. anak-anak
pada usia sekolah atau bahkan usia prasekolah yang rela mengorbankan masa kecil
mereka untuk bekerja. Bahkan tidak jarang anak-anak tersebut terpaksa putus
sekolah. Bekerja di usia dini ini menimbulkan dampak negatif pada perkembangan
fisik, mental, dan intelektual mereka.
2.6 Kemiskinan
Ditinjau Dari Berbagai Ilmu
a. Kemiskinan
ditinjau dari pendidikan
Keterkaitan kemiskinan dengan
pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang
lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Mendidik dan memberikan pengetahuan
berarti menggapai masa depan. Hal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk
terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa. Sudah cukup banyak program-program
yang dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan yang mengancam
anak-anak. Program-program itu adalah Program Keluarga Harapan (PKH),Bantuan
Langsung Tunai (BLT) dan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Keterkaitan kemiskinan dengan
pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang
lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran
akan pentingnya martabat manusia. Mendidik dan memberikan pengetahuan berarti
menggapai masa depan. Hal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk terus
melakukan upaya mencerdaskan bangsa. Tidak terkecuali, keadilan dalam
memperoleh pendidikan harus terwujud. Penduduk miskin dalam konteks pendidikan
sosial mempunyai kaitan terhadap upaya pemberdayaan, partisipasi,
demokratisasi, dan kepercayaan diri, maupun kemandirian. Pendidikan nonformal
perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengatasi kebodohan, keterbelakangan,
dan ketertinggalan sosial ekonominya.
b. Kemiskinan
ditinjau dari Ekonomi
Kemiskinan ditinjau
dari sudut pandang ekonomi. Banyak orang menganngap bahwa kemiskinan merupakan
suratan takdir yang disebabkan oleh sifat malas, tidak kreatif dan etos kerja
rendah.Pada dasarnya inti kemiskinan itu terletak pada kondisi yang disebut
perangkap kemiskinan,yang terdiri dari: kemiskinan itu sendiri, kelemahan
fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentaaan, ketidakberdayaan.
faktor pendukung
penyebab kemiskinan dilihat dari sudut pandang ekonomi kurangnya lapangan
pekerjaaan. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya
kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan
pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian
masyarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di indonesia
adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan
lapangan kerja.
cara mengatasi masalah kemiskinan
jika dilihat dari sudut pandang ekonomi adalah meningkatkan lapangan pekerjaan
dan meminimalisir kemiskinan. Pemerintah dapat mengupayakan hal tersebut dengan
berbagai cara berikut antara lain: mengadakan proyek padat karya, mendirikan
lebih banyak ukm-ukm, memberlakukan inpres desa tertinggal
c. Kemiskinan
ditinjau dari sosiologi
Dilihat dari sudut pandang sosiologi, adalah pola
pikir masyarakat mengenai kemiskinan. Banyak orang menganngap bahwa kemiskinan
merupakan suratan takdir yang disebabkan oleh sifat malas, tidak kreatif, dan
etos kerja rendah sehingga masyarakat yang status ekonominya lebih tinggi
cenderung menjadi malas bergaul dengan masyarakat yang status ekonominya
rendah. cara mengatasi masalah kemiskinan jika
dilihat dari sudut pandang sosiologi adalah dengan melalui pendidikan. Dengan pendidikan,
wawasan dan pikiran masyarakat akan
semakin terbuka.
d.
Kemiskinan ditinjau dari geografi
Faktor utama penyebab Kemiskinan dilihat dari sudut pandang geografi
adalah letak geografis masyarakat dan wilayah. Contohnya, dulu
di daerah Gunung Kidul yang tanahnya atau alamnya sangat miskin sehingga
penduduknya banyak yang miskin. Kemiskinan ini hanya dapat di atasi dengan
bantuan dari luar daerah. cara mengatasi masalah kemiskinan jika dilihat dari
sudut pandang geografi adalah dengan mengadakan program pemberdayaan sumber
daya manusia untuk mengelolah sumber daya alam yang ada di tempat tinggalnya
sehingga dengan mengelolah sumber daya alam yang baik dan dapat memanfaatkan
potensi alam untuk memenuhi kebutuhan pokok atau kehidupan.
e.
Kemiskinan ditinjau dari agama islam
Kemiskinan, menurut Islam, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
karena keterbatasan untuk berusaha (Q.S. Al-Baqarah/2: 273), penindasan (QS
Al-Hasyr/59: 8), cobaan Tuhan (QS Al-An’am/6: 42), dan pelanggaran terhadap
hukum-hukum Tuhan (QS Al-Baqarah/2: 61). Namun, di negara kita sesungguhnya
faktor-faktor di atas sudah mulai dibenahi, walaupun ada yang secara
sungguh-sungguh maupun setengah-setengah. Untuk itu Islam pun memberikan sumbangsih
solusi penanggulangan kemiskinan dengan dua model:(1) wajib dilakukan dan (2)
anjuran. Adapun yang mesti dilakukan adalah zakat (QS At-Taubah/9: 103), infak
wajib yang sifatnya insidental (QS Al-Baqarah/2: 177), menolong orang miskin
sebagai ganti kewajiban keagamaan, misalnya membayar fidyah (QS Al-Baqarah/2: 184),
dan menolong orang miskin sebagai sanksi terhadap pelanggaran hukum agama
(misalnya membayar kafarat dengan memberi makan orang miskin) (QS Al-Maidah/5:
95). Sedang yang bersifat anjuran untuk dilakukan adalah sedekah, infak,
hadiah, dan lain-lainnya. Tentu saja semua hal di atas dilakukan bagi orang
yang mampu secara finansial. Namun, bagi yang tidak mampu pun dalam hal itu
diwajibkan juga, yaitu dengan memberikan nasihat, spirit, dan motivasi kepada
kalangan rakyat yang tidak mampu.
2.7 Strategi Pengetasan
Kemiskinan.
Banyak
strategi yang dapat diterapkan oleh masyarakat dan pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan. Strategi pengentasan kemiskinan yang dikemukakan oleh
para pakar antara lain:
a.
Menurut Merphin Panjaitan (2000:16) strategi yang bisa
digunakan untuk mengentaskan kemiskinan dengan pemberdayaan kaum miskin.
Pemberdayaan kaum miskin dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan
meningkatkan kemampuan mereka melalui pelatihan keterampilan kerja, pelatihan
kewirausahaan, magang, dan lain sebagainya. Kedua, dengan memberikan akses ke
sumber daya ekonomi, politik, dan sosial budaya, sehingga keterampilan yang
telah dikuasai dapat dimanfaatkan. Kedua
cara ini tersebut dilaksanakan dalam pemberdayaan kaum miskin karena kaum
miskin umumnya berpendidikan rendah dan akses ke sumber daya ekonomi dan
politik lemah. Pengetahuan dan keterampilan kaum miskin rendah, sumber daya
mereka rendah dan kemungkinan untuk mendapatkan sumber daya untuk mengatasi
kemiskinan mereka juga kecil.
b.
Menurut Burhanuddin Abdullah (2006:153-155) strategi
pengentasan kemiskinan dengan program UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
yang bekerja sama dengan bank untuk memberikan bantuan kredit dengan angsuran
ringan, sehingga dengan kredit itu diharapkan masyarakat miskin mempunyai modal
untuk meperluas usahanya.
c.
Menurut Haryono Suyono (2003:96-98) upaya pengentasan
kemiskinan tidak boleh hanya terpaku pada kepala keluarga yang kebetulan
miskin, tetapi harus dengan seksama diarahkan pada keluarga muda yang kurang
mampu serta anak-anak mereka yang masih bersekolah, baik di pendidikan dasar,
menengah maupun mereka yang berhasil meraih pendidikan yang lebih tinggi.
Anak-anak mereka yang bersekolah itu harus dijadikan sasaran bersama untuk
dibantu pemberdayaannya dengan gigih karena kemungkinan besar dengan membantu
pemberdayaan mereka dengan pendidikan yang cukup bisa dicegah tumbuhnya atau
bertambahnya keluarga miskin baru. Upaya itu sekaligus merupakan upaya untuk
memotong rantai kemiskinan yang terjadi secara alamiah karena anak keluarga
miskin yang tidak bersekolah, hampir pasti mendapatkan pekerjaan yang
menghasilkan nilai tambah yang relatif rendah.
d.
memperkuat kerangka kelembagaan untuk melakukannya dan
membuat kebijakan publik lebih memihak masyarakat miskin. Tindakan berikut
merupakan prioritas untuk dilakukan dengan segera untuk mengentaskan
kemiskinan, antara lain:
1.
Aspek Ekonomi: Hapuskan larangan impor beras.
Menurunkan harga dan menciptakan stabilitas harga
beras melalui penghapusan larangan impor beras merupakan jalan tercepat bagi
pemerintah untuk segera mengurangi kemiskinan. Larangan tersebut hendaknya
diganti dengan tarif khusus yang rendah.
2.
Aspek Pendidikan
Lakukan
investasi di bidang pendidikan dengan fokus pada perbaikan akses dan keterjangkauan
sekolah menengah serta pelatihan ketrampilan bagi masyarakat miskin, sambil
terus meningkatkan mutu dan efisiensi sekolah dasar.Untuk memperbaiki
pendidikan masyarakat miskin pada tingkat sekolah menengah diperlukan
intervensi dari sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran, perlu
disediakan lebih banyak ruang kelas dan gedung sekolah menengah. Memberikan bantuan
kepada siswa miskin melalui beasiswa atau bantuan tunai bersyarat. Untuk
memperbaiki mutu pendidikan dasar, prioritas tindakan yang bisa diambil adalah
melaksanakan program untuk memperbaiki manajemen guru sehingga jumlah guru di
sekolah berkurang tetapi mutunya meningkat dan jumlah yang ditempatkan di
wilayah terpencil bertambah.
3. Aspek
Transportasi
Luncurkan program berskala besar
untuk melakukan investasi pembangunan jalan desa. Untuk jalan tingkat
kabupaten, perlu ditingkatkan
pembiayaan, terutama untuk pemeliharaan, melalui strategi terpadu. Salah satu pilihannya adalah
DAK khusus. Dana tersebut dapat diarahkan (dengan memakai peta kemiskinan) ke wilayah-wilayah di mana akses bagi
masyarakat miskin paling buruk. DAK tersebut hendaknya mampu meningkatkan pembiayaan tingkat kabupaten
untuk pemeliharaan jalan.
4. Aspek
Kesehatan
Lakukan investasi di bidang
kesehatan dengan fokus pada perbaikan mutu layanan kesehatan dasar (oleh
pemerintah dan swasta) dan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan yang
penting adalah membangun dan memperbaiki program yang diluncurkan belum lama
ini berdasarkan kajian yang ada, yang merujuk pada kebutuhan untuk memperbaiki
penentuan sasaran dan membuka kesempatan untuk penyediaan layanan.
2.8 Peran
Ips Dalam Mengentaskan kemiskinan
IPS tidak
hanya mempelajari materi secara teoritis, tapi kita juga diberi bekal
keterampilan untuk mengembangkan kemampuan mengambil keputusan, memecahkan
masalah sosial dan berperan serta aktif dalam masyarakat. Menurut Sapriya
(2009:175) ada empat keterampilan yang dianjurkan dalam belajar IPS yaitu
keterampilan meneliti, keterampilan berpikir, keterampilan partisipasi sosial
dan keterampilan komunikasi sosial. Untuk melatih keterampilan tersebut, dalam
IPS dikaji berbagai masalah sosial. Salah satu masalah sosial yang menjadi
pembahasan hangat dalam IPS adalah masalah kemiskinan.
IPS sebagai
ilmu yang mempelajari kehidupan sosial tidak hanya bertugas memberikan materi
secara teoritis mengenai masalah-masalah sosial, tetapi juga harus
berkontribusi dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini IPS harus berkontribusi
untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Kontribusi IPS dalam mengentaskan
kemiskinan antara lain:
1.
IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
di tingkat SD, SMP, SMK dan perguruan tinggi melatih keterampilan kepekaan
sosial. Pengertian kepekaan sosial ialah kemampuan siswa menjadi paham dan peka
terhadap aspek-aspek politik, sosial, ekonomi di masyarakat. Setiap guru
hendaknya mengembangkan kepekaan sosial bagi siswanya sejak dini. Pengembangan
dan pemeliharaan kesadaran sosial sangatlah penting karena secara ekonomi
pendidikan dirancang untuk mendukung pembangunan masyarakat yang produktif. Dengan
memiliki kepekaan sosial, siswa dididik untuk selalu peduli dan membantu
orang-orang yang membutuhkan.
2.
IPS mengajarkan tentang materi kewirausahaan, selain
itu di SMK biasanya ada praktek kewirausahaan. Dengan keterampilan
kewirausahaan memberi bekal pada siswa agar nantinya bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran dan kemiskinan kelak dapat
dikurangi.
3.
IPS mengajarkan tentang berpolitik yang bijak. Dalam
dunia politik hendaknya tidak hanya menjadikan program pengentasan kemiskinan sebagai bahan jualan parpol, melainkan harus
benar-benar menjadi misi yang harus diwujudkan.
4.
IPS mengajarkan tentang ilmu hukum. Bila siswa tahu
mengenai hukum yang berlaku tentu tidak akan sampai melakukan korupsi. Korupsi
merupakan salah satu penyebab masih sulitnya program pengentasan kemiskinan.
5.
IPS mengajarkan tentang ilmu sejarah. Sejarah dapat
meningkatkan rasa nasionalisme. Bila setiap warga negara memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi, maka akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
bangsanya. Sifat ini memupuk semangat bekerja keras, sehingga tidak ada lagi
orang-orang pemalas yang merupakan akar dari kemiskinan.
6.
IPS mengajarkan tentang ilmu geografi. Geografi
menjelaskan mengenai kondisi geografis suatu tempat, kandungan SDA yang ada di
wilayah tertentu. Dengan mengetahui wilayah dan kandungan SDA di suatu daerah
mempermudah kita untuk melihat prospek usaha yang tepat dikembangkan di daerah
itu, serta mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan suatu wilayah yang akan
dijadikan tempat usaha.
7.
IPS mengajarkan tentang ilmu sosiologi. Ilmu sosiologi
mengajarkan tentang interaksi manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan
masyarakat, hal ini akan mempermudah seseorang yang ingin menjalin kerja sama
bisnis atau usaha serta mengurangi pengangguran sehingga kemiskinan dapat
diminimalisir.
BAB III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Kesimpulan dari peper ini adalah bahwa masalah kemiskinan hanya dapat
diatasi dengan semakin meningkatkan utilitas dari warga atau masyarakat
(terutama dari kalangan miskin) melalui pembukaan segenap akses yang diperlukan
agar produktifitas mereka semakin meningkat. Hal itu hanya dimungkinkan jika
tersedia fasilitas yang memadai untuk tersedianya komunikasi interaktif dengan
kelompok masyarakat miskin.
Konsep utama yang dikembangkan dalam makalah ini mengajak untuk
menjadikan masalah kemiskinan sebagai masalah yang bersifat sistemik, yang
harus diselesaikan melalui dua pendekatan penting. Pendekatan pertama adalah
memberdayakan orang miskin untuk kemudian menjadi kontributor penting dalam
pertumbuhan ekonomi, dan menjadikan tugas tersebut tugas seluruh institusi
pemerintahan dan bukan kompartemen pemerintahan tertentu saja. Khususnya pada
tugas kolektif untuk memberikan akses pada terbentuknya forum-forum masyarakat
miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat dan
memberdayakan forum-forum sejenis yang telah terbentuk. tugas tersebut tugas
seluruh institusi pemerintahan dan bukan kompartemen pemerintahan tertentu saja.
Khususnya pada tugas kolektif untuk memberikan akses pada terbentuknya
forum-forum masyarakat miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga
swadaya masyarakat
memberdayakan forum-forum sejenis yang telah terbentuk. Hal itu dapat
diwujudkan jika tersedia suatu fasilitas interaksi komunikasi melalui
ketersediaan forum yang memungkinkan adanya akses bagi masyarakat miskin untuk
memperoleh pembelajaran agar dapat meningkatkan produktifitasnya sesuai dengan
kondisi mereka masing-masing.
Untuk dapat mengakselerasi program-program mengatasi kemiskinanan diatas maka setidaknya diperlukan beberapa rekomendasi kebijakan antara
lain:
(1) Strategi memutus dan mengentaskan rantai kemiskinan
bisa dilakukan dari berbagai aspek kehidupan sosial, seperti aspek pendidikan,
aspek ekonomi, aspek kesehatan, aspek transportasi.
(2)Peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dicapai dengan mempercepat belanja negara
yang dialokasikan pada sejumlah proyek infrastruktur dan memberdayakan usaha
kecil menengah sektor-sektor produksi, mendukung dan memfasilitasi gerakan
nasional penanggulangan kemiskinan dan krisis BBM melalui rehabilitasi dan
reboisasi 10 juta hektar lahan kritis dengan tanaman yang menghasilkan energi
pengganti BBM kepada masyarakat luas, diantaranya umbi-umbian, tebu, kelapa
sawit, dan sagu.
(3)Penguatan sistem
pendidikan nasional yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja. Kebijakan
pendidikan harus diintegrasikan dengan kebijakan yang mengatur industri,
ketenagakerjaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan dari rekomendasi
kebijakan ini adalah untuk mengkonversi individu miskin menjadi para wirausaha
yang produktif. Selain itu kebijakan ini juga ditujukan untuk terus
meningkatkan ketrampilan dari para individu miskin melalui peningkatan
kapasitas pengetahuan yang dimilikinya.
(4) Pendidikan IPS
merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan berbagai ilmu-ilmu sosial
yang sangat bermanfaat memberikan pengetahuan dan skill. Materi-materi
pelajaran yang ada dalam IPS mampu menjadi memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang menjadi bekal bagi siswa untuk mengembangkan semangat
kewirausahaan, semangat belajar yang tinggi untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik di masa yang akan datang sehingga mampu memutus rantai kemiskinan.
sehingga diharapkan permasalahan kemiskinan yang sedang terjadi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan mengubah taraf hidup masyarakat.
3.2
SARAN
Berdasarkan simpulan diatas, maka
saran penulis sebagai berikut;
1.
sebagai Mahasiswa hendaknya kita
menganalisa masalah kemiskinan dari semua aspek.
2.
bagi Pemerintah, hendaknya mengatasai
dan memberi solusi dari masalah-masalah kemiskinan sehingga kemiskinan sedikit
demi sedikit bisa diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemiskinan dan
kesenjangan sosial.http://puslit.depsos.go.id/jurnal-penelitian/114/kemiskinan-dan-kesenjangan-sosial#sthash.uz4zINcP.dpbs. diunggah pada tanggal
6 september 2014 jam17.30wib. Mohamad syafei.
Kemiskinan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan. Diunggah
pada tanggal 6sptember 2014 jam17.30wib
Burharudin.IPS
dan Kemiskinan.http://petanipengetahuan.blogspot.com/2013
Miftahul Futuh.Pandangan islam terhadap kemiskinan. http://miftahelfutuh.blogspot.com/2011/01/pandangan-islam-terhadap-kemiskinan.html. Diunduh
pada tanggal 6 september 2014 jam 18.00wib.
Merphin Panjaitan. (2000).
Memberdayakan Kaum Miskin. Jakarta:
BPK Gunung Mulis.
Burhanuddin
Abdullah. (2006). Menanti Kemakmuran
Negeri. Kumpulan Esai tentang Pembangunan Sosial Ekonomi Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wllys sudarwati.Kemiskinan terhadap pendidikan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32302/4/Chapter%20II.pdf. Diunduh pada tanggal 6september 2014 pada jam 18.30wib.
If you're trying to lose pounds then you absolutely need to start using this totally brand new custom keto meal plan diet.
BalasHapusTo create this service, certified nutritionists, personal trainers, and top chefs have united to develop keto meal plans that are effective, decent, money-efficient, and enjoyable.
Since their first launch in January 2019, thousands of people have already remodeled their figure and well-being with the benefits a certified keto meal plan diet can give.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-certified ones offered by the keto meal plan diet.